masukkan script iklan disini
PEKANBARU-- kupastuntas.Site -Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) tingkat I, Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Provinsi Riau kembali "Menyentil Telinga" Ketua DPRD Provinsi Riau, Kaderismanto.
Telinga Budak Bengkalis yang berasal dari Siak-Rokan Hulu itu lagi-lagi disentil masyarakat, pasca tersiarnya kabar soal APBD Perubahan tahun 2025 di DPRD Provinsi Riau yang diketahui terdapat "Belanja Tak Wajar"
Ditengah semangat Efisiensi justru Lembaga yang dipimpin Politisi PDI Perjuangan itu melakukan "Belanja yang tidak Wajar" yang hampir disemua item diketahui terdapat hal-hal yang sangat tidak penting alias hanya Pemborosan saja.
Telinga Kaderismanto Kembali di Sentil Ketua KNPI Riau: Heboh dan Bernafsu Jadi Ketua PDI-P, Nyatanya Pimpin DPRD Gagal Total Karena Banyak Temuan Belanja Tak Wajar.
Dimintai Komentarnya hari ini, Jum'at (21/11/2025) Ketua DPD KNPI Provinsi Riau itu hanya katakan, bahwa pihaknya menilai Kepemimpinan Kaderismanto semenjak hadir dan menjadi Ketua di Lembaga Legislatif itu justru hanya menghadirkan kegelisahan, kekhawatiran, kecemasan dan bahkan menimbulkan kekacauan.
Budak Kaderismanto diduga kuat dominan mengambil peran, terutama dalam mengeruk keuangan daerah melalui upaya Monopoli dari berbagai Proyek Pembangunan sekaligus Pengadaan di Lingkungan DPRD Provinsi Riau.
Sebagai Ketua DPRD Provinsi Riau, Kaderismanto kerap melakukan hal-hal diluar prosedural, meskipun status jabatan di Lembaga Legislatif itu bersifat Kolektif Kolegial.
Misalnya soal Belanja Tak Wajar dalam APBD Perubahan tahun 2025 ini, untuk Biaya Perjalanan Dinas saja, tercatat pada angka 2,8 Milyar Rupiah, untuk Kegiatan Interaktif Plus Sound System memakan Anggaran lebih dari angka Rp.2 Milyar, buat Studio juga memakan Dana 2 Milyar Rupiah dari APBD-P.
"Coba kalian bayangkan! untuk Biaya Pengadaan Wallpaper di Ruang Fraksi saja menelan anggaran sebesar hampir Rp.500 Juta atau Setengah Milyar Rupiah, belum lagi soal tiap tahun ganti Backdrop, ganti interior, ganti sekat dan ganti Logo Partai, sementara keberadaan Kader Partai yang katanya "Wong Cilik" itu tidak ada artinya. Percuma Partai Pemenang dan Jadi Ketua, nyatanya hal-hal seperti ini ikut arus juga" ujar Larshen Yunus, seraya meneteskan airmatanya.
Ketua KNPI Provinsi Riau itu tegaskan lagi, bahwa semenjak kehadiran Budak Bengkalis itu di DPRD tingkat Provinsi dan dijadikan sebagai Ketua DPRD, justru yang ada hanya Kebobrokan. Nama baik dan citra Partai Wong Cilik seakan tidak ada artinya.
"Masyarakat berhak bertanya dan menyampaikan protes keras soal kinerja Wakil Rakyatnya di Lembaga DPRD Provinsi Riau, yang dari dulu kelihatan Mental Badut dan Hobi Transaksional, sementara Tugas Pokok dan Fungsinya sebagai Lembaga Pengawasan terhadap Pemerintah Nol Besar, di Era Kepemimpinan Kaderismanto, Gedung DPRD Provinsi Riau banjir Proyek Pembangunan, sampai akhirnya Pagar yang masih dalam keadaan baik juga ikut di ganti, inilah tontonan di Negeri Konoha, Alfatehah" imbuh Ketua KNPI Riau, Larshen Yunus.
Aktivis Anti Korupsi itu berkali-kali menegaskan, bahwa Pimpinan Partai tertinggi wajib melakukan Evaluasi terhadap Kaderismanto, yang cenderung semakin lama makin Ngawur. Jangankan untuk mencalonkan diri sebagai Ketua Partai Politik seperti PDI Perjuangan, untuk urusan di DPRD Provinsi Riau saja terbukti Gagal Total.
"Mohon Izin Ibu Ketua Umum, kami atas nama masyarakat Riau mendesak ibu, agar secepatnya Meng-Evaluasi bahkan memberikan Sanksi tegas terukur bagi Kaderismanto dan juga bagi pengurus lainnya, agar segera menyampaikan Laporan Pertanggung Jawaban soal penggunaan Dana Hibah dari Pemerintah untuk Partai Politik di Riau sebesar Rp.1,8 Milyar. Rakus kali Cigak itu!!! Lebih baik memilih Baruak daripada harus dipimpin oleh seorang Cigak, bersatu, berjuang dan menang! Ayo Revolusi Mental" ajak Ketua KNPI Riau Larshen Yunus, seraya mengakhiri pernyataan persnya.
Hingga berita ini diterbitkan, Jum'at (21/11/2025) awak media berkali-kali menghubungi Kaderismanto, sebagai upaya dalam melakukan Konfirmasi soal pernyataan tegas Ketua KNPI Provinsi Riau itu, namun berulang kali dihubungi, panggilan seluler tetap saja dalam kondisi Non Aktif maupun panggilan via WhatsApp (WA) yang terlihat Memanggil, tidak Berdering. (*)